Halaman

"Demi masa, sesungguhnya manusia itu (benar-benar)di dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh. Dan berpesan-pesanlah kamu (wahai manusia) dengan kebenaran, dan berpesan-pesanlah kamu dengan kesabaran".


Al-Asr : 1-3

Aku hanya peguam biasa-biasa, tetapi punya cerita luar biasa.. kerana, kamu mungkin tak bisa rasa, apa yang aku rasa...

Selasa, 27 April 2010

Berpesan-pesan : Keberkatan di Sebalik Ujian


Salam semua,


Untuk dikongsi bersama dan disebarkan.. Sekadar pesanan kepada diri sendiri dan sahabat-sahabat yang berkunjung..:)


Ujian yang terberat dalam hidup kita adalah ketika kita sedang bahagia, kerana di saat kita bahagia biasanya kita terlupa sehingga jika ujian itu datang menimpa diri pada saat itu, hal itu akan membuat kita terkaget. Kita sama sekali tidak mempersiapkan diri dengan baik.

Kebahagiaan sering kali membuat kita lupa diri. Kita tidak sedar dan tidak peka terhadap keadaan di sekeliling kita karena kita sedang merasakan suatu kenikmatan yang tidak terhingga . Biasanya jika hati kita terbuai dek sesuatu nikmat, apabila tertimpa kesedihan akan terasa keras goncangannya.



Saya pernah mengenal seorang teman yang sangat sukses di dalam kariernya. Dia mempunyai kehidupan yang sederhana, mobil yang cantik, pendapatan yang mencukupi dan kelulusan pegajian yang bagus. Dia sangat sibuk dengan kariernya, hingga terlupa untuk bercinta. Akhirnya dia bertemu dengan cintanya, dan merasa amat bahagia dengan nikmat Allah itu. Hari-harinya terasa cepat berlalu, dan terisi dengan kebahagiaan dan kegembiraan.Tapi tiba-tiba cintanya diuji, dan cintanya hancur dilanda badai. Dia langsung kecewa teramat sangat, hari-harinya dipenuhi dengan tangisan dan kesedihan. Namun berkat nasihat teman- teman yang menyayanginya, dia memutuskan, dia harus memulai hidupnya dari awal kembali. Dia akhirnya menyedari, semua peristiwa yang menjadikannya kecewa dan sedih menyedarkannya agar kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Munajatnya di sepertiga malam kini lebih panjang. Doanya tak putus di setiap kali lepas solat. Biarlah cintanya hanya untuk Allah. Alhamdulillah. Akhirnya, ketenangan memenuhi jiwanya.


Beruntunglah beliau karena Allah masih tidak melupakannya, dan menyambut cintanya dengan penuh cinta dan kasih sayang.



'Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kepada Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, 'Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku. ' Sebenarnya itu adalah ujian tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahuinya.

( Az-Zumar: 49).

Setiap kali Allah memberikan ujian maka di saat itulah Allah melimpahkan keberkatan pada diri kita. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menguji hambaNya apakah mampu kita melewati ujian di saat dia sedang di atas? Di puncak kejayaannya? Di saat seperti inilah kita harus menilai diri kita. Apakah kita telah bersyukur atas nikmat yang telah diberikan olehNya? Apakah kita lalai dengan kewajipan kita sebagai seorang muslim? Apakah kita lalai sebagai ketua rumah tangga atau tugas seorang isteri?


Dan bila kita lulus melewati ujian itu, Allah melimpahkan keberkatan untuk diri kita dan keluarga kita. Bila kita diuji dengan ujian yang mendadak lagi dalam kehidupan maka kita sudah tidak lagi kaget dibuatnya kerana kita sudah pernah mengalaminya. Selain itu Allah melimpahkan kenikmatan dan meninggikan darjat kita dan keluarga kita ke tempat yang lebih mulia iaitu di tempat hamba-hambaNya yang sentiasa diberikan petunjuk oleh Allah.

Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.



'Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan 'Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiu'un (Sungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadanya jualah kami kembali). Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurnah dan rahmat Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.'

(Al-Baraqah : 155-157).


Penulis asal: agussyafii.

"Mengharap Redha Ilahi"

Nurhani

Shah Alam

Tiada ulasan: